Image of NAMAKU ALAM

Text

NAMAKU ALAM



Inilah yang kubayangkan detik-detik terakhir Bapak: 18 Mei 1970. Hari gelap. Langit berwarna hitam dengan garis ungu. Bulan bersembunyi di balik ranting pohon randu. Sekumpulan burung nasar bertengger di pagar kawat. Mereka mencium aroma manusia yang nyaris jadi mayat bercampur bau mesiu. Terdengar lolongan anjing berkepanjangan. Empat orang berbaris rapi, masing-masing berdiri dengan senapan yang diarahkan kepada Bapak. Hanya satu senapan berisi peluru mematikan. Selebihnya, peluru karet. Tak satu pun di antara keempat lelaki itu tahu siapa yang kelak menghentikan hidup Bapak. Pada usianya yang ke-33 tahun, Segara Alam menjenguk kembali masa kecilnya hingga dewasa. Semua peristiwa tertanam dengan kuat. Karena memiliki photographic memory, Alam ingat pertama kali dia ditodong senapan oleh seorang lelaki dewasa ketika masih berusia tiga tahun; pertama kali sepupunya mencercanya sebagai anak ‘pengkhianat negara’; pertama kali Alam berkelahi dengan seorang anak pengusaha besar yang menguasai sekolah; dan pertama kali dia jatuh cinta.


Ketersediaan

#
Perpustakaan Spensa Jambi (800) 813 Lei n
P00266S
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
813 Lei n
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
ix + 438 hlm.; 13,5 x 20 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-134-082-5
Klasifikasi
813
Tipe Isi
text
Tipe Media
other
Tipe Pembawa
unspecified
Edisi
Cet. Ke-17
Subjek
Info Detail Spesifik
Agustus 2025
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog